Page 109 - AR BRIDS 2022 - EBOOK - FINAL
P. 109
PT BRI DANAREKSA SEKURITAS
2022 Integrated Annual Report
Sejak Mei 2022, kebijakan pengetatan moneter global Since May 2022, global monetary tightening policy has
menjadi sorotan utama. Saat inflasi AS mencapai level been at the centre of concerns. Whereas U.S inflation
tertinggi 40 tahun di 8,5% pada paruh pertama tahun 2022 reached its highest level in 40 years at 8.5% in the first
(1H22), Fed merespons dengan kenaikan Federal Funds half of 2022 (1H22), the Fed responded with Federal Funds
Rate (FFR) sebesar 25 bps di bulan Maret, kemudian 50 Rate (FFR) hikes of 25 bps in March, followed by 50 bps
bps di bulan Mei, dan 75 bps di bulan Juni. Selama periode in May, and 75 bps in June. During this period, the IDX
tersebut, IHSG mampu pulih dengan cepat terutama Composite was able to recover rapidly, mainly due to
dengan dirilisnya angka Produk Domestik Bruto (PDB) the publication of solid Gross Domestic Product (GDP)
yang solid, sedangkan inflasi tetap stabil meskipun dalam numbers, while inflation remained stable despite the
periode Ramadhan. Secara keseluruhan paruh pertama period of Ramadan. Overall the first half of 2022 (1H22),
tahun 2022 (1H22), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) IDX Composite managed to record a positive performance
berhasil mencatatkan performa positif sebesar 5,0% YTD of 5.0% YTD ending at 6,912.
dengan berakhir di 6.912.
Memasuki Q3-22, sebagai upaya menjaga kehati-hatian Entering the Q3-22, the Government decided to raise the AND ANALYSIS DISCUSSION MANAGEMENT
fiskal, pemerintah memutuskan menaikkan harga price of subsidized Pertalite fuel to Rp10,000/litre in order
Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi Pertalite menjadi to maintain fiscal prudence. Subsequently, inflation then
Rp10 ribu/liter. Inflasi kemudian mencapai puncaknya peaked at 5.95% in September 2022, which prompted
pada 5,95% pada September 2022, yang memicu Bank Bank Indonesia to shift from a pro-growth stance to front-
Indonesia untuk beralih dari sikap pro-pertumbuhan ke loading and forward-looking by raising interest rates
front-loading dan forward-looking dengan menaikkan more aggressively.
suku bunga secara lebih agresif.
Mendekati akhir tahun, ketika kenaikan suku bunga global As global interest rate hikes approached the end of the
hampir mencapai puncaknya, dengan pernyataan the Fed year, with the Fed’s November statement leaning towards
pada November condong ke arah kenaikan suku bunga lower rate hikes, the market initially followed a positive
yang lebih kecil, pasar awalnya berada dalam tren positif. trend. However, the end of 2022 ended with a massive
Namun, akhir tahun 2022 ditutup dengan aksi jual yang sale of both domestic and foreign investors, primarily in
cukup kuat dari investor baik domestik maupun asing technology stocks, dropped the index by over 400 points
utamanya pada saham-saham sektor teknologi, menyeret in several weeks. At the end of 2022, IDX Composite closed
turun indeks lebih dari 400 poin dalam rentang waktu at 6,851 (+4.1% YTD)
beberapa minggu. IHSG kemudian ditutup di 6,851 (+4.1%
YTD) pada akhir 2022.
KILAS BALIK PASAR OBLIGASI 2022
BOND MARKET FLASHBACK IN 2022
Ketidakpastian global yang terjadi di tahun 2022 With global uncertainty in 2022, government bond yields
mendorong yield obligasi pemerintah di berbagai Negara in various countries have trended upward and tend to be
berada dalam tren peningkatan dan cenderung bergerak volatile. The U.S 10-year Treasury yield was noted to have
volatil. Tercatat, yield US Treasury 10-tahun sempat naik increased to 273 bps at a 4.25% level and closed at 3.88%
hingga 273 bps ke level 4,25% dan ditutup di level 3,88% at the end of 2022. The increase in US Treasury yield was
di akhir tahun 2022. Peningkatan yield US Treasury ini consistent with the significant rise in the Fed Fund Rate
sejalan dengan kenaikan suku bunga Fed Fund Rate yang by 425 bps in 2022. Moreover, the US Treasury yield curve
signifikan yaitu sebesar 425 bps selama tahun 2022. also has an inverted yield curve this year, in line with the
Selain itu, yield curve US Treasury juga menunjukkan recession sentiment generated by a significant rise in
keterbalikan (inverted yield curve) pada tahun ini seiring interest rates, hence driving the possibility of a slowdown
dengan adanya sentimen resesi akibat kenaikan suku in economic growth in 2023.
bunga yang signifikan sehingga mendorong probabilitas
perlambatan pertumbuhan ekonomi di tahun 2023.
Sementara itu, yield Surat Berharga Negara (SBN) juga In the meantime, Government Securities (SBN) yield also
bergerak volatil dan dalam tren peningkatan selama tahun showed volatility and a rising trend throughout 2022.
2022. Tercatat, yield SBN 10-tahun sempat menyentuh The SBN 10-year yield was noted to have increased to
7,67% atau naik sebesar 129 bps dibanding akhir tahun 129 bps at a 7,67% level compared to the previous year.
2021. Hal ini seiring dengan meningkatnya ketidakpastian This was consistent with increasing global uncertainty,
107