Page 82 - AR BRIDS 2020 - 1204 - FULL
P. 82
Kilas
Kinerja 2020
TINJAUAN PEREKONOMIAN DAN INDUSTRI
ECONOMIC AND INDUSTRY REVIEW
Kondisi perekonomian tahun 2020 menghadapi tantangan yang The economic conditions in 2020 faced highly tough challenges.
sangat berat. Bukan hanya di Indonesia, namun seluruh dunia Not only in Indonesia, but also the whole world feels the same way.
merasakan hal yang sama. Merebaknya pandemi Covid-19 yang The outbreak of Covid-19 pandemic that has been determined by
telah ditetapkan World Health Organization (WHO) sebagai the WHO as Global Pandemic, has had the huge impacts on the
Pandemi Global memberikan pengaruh yang sangat besar global economy in 2020. Especially in the first semester of 2020,
terhadap perekonomian global tahun 2020. Terlebih pada periode the global economy experienced very deep contraction.
semester pertama tahun 2020, ekonomi global mengalami
kontraksi yang sangat dalam.
International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan On January, 2021, the International Monetary Fund (IMF)
ekonomi dunia pada tahun 2020 akan mengalami kontraksi sebesar projected the world economic growth in 2020 is going to
3,5%, setelah tumbuh 2,8% pada 2019. Proyeksi tersebut sedikit experience contraction of 3.5% after growing by 2.8% in 2019.
lebih baik dari prediksi yang dikeluarkan pada Oktober 2020, yang The projection is slightly better than the prediction issued by
menyebutkan pertumbuhan global akan berkontraksi sebesar the institution on October, 2020, which states that the global
4,4%. Revisi tersebut didasarkan pada indikator perekonomian growth will be contracted by 4.4%. The revision is in accordance
global yang menguat pada paruh kedua tahun 2020. Namun secara with the strengthening global economic indicators in the second
umum pertumbuhan ekonomi tahun 2020 masih mengalami half of 2020. However in general, the economic growth in 2020 is
negative growth. Beberapa negara bahkan telah masuk ke jurang still experiencing negative growth. Several countries have even
resesi ekonomi. entered into the brink of economic recession.
Perekonomian Amerika Serikat tercatat mengalami kontraksi yang The US economy was recorded to experience a deep contraction
cukup dalam selama tahun 2020, di mana IMF memproyeksikan during 2020, where the IMF projected that the US growth will
bahwa pertumbuhan AS akan mencatatkan pertumbuhan record -3.4% growth or lower than the growth in 2019 which
sebesar (3,4)%, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan was 2.2%. The US economic contraction is in line with the low
di tahun 2019 sebesar 2,2%. Kontraksi perekonomian Amerika manufacture and service activities in US, which then causes a
Serikat sejalan dengan rendahnya aktivitas manufaktur dan jasa high number of unemployment. The cumulative US Non-Farm
di Amerika Serikat, yang kemudian menyebabkan tingginya orang Payrolls data is recorded at -9.37 million, which means that 9.37
yang kehilangan pekerjaan. Data Non-Farm Payrolls Amerika million people in US lost their jobs during 2020.
Serikat secara kumulatif tercatat (9,37) juta, yang dapat diartikan
bahwa sebanyak 9,37 juta penduduk Amerika Serikat kehilangan
pekerjaan sepanjang 2020.
Dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi di AS, pemerintah In the context of supporting economic recovery, the US
AS telah mengeluarkan berbagai stimulus khusus pandemi government has issued various special pandemic stimulus of
senilai US$3,5 triliun, belum termasuk dengan stimulus yang baru US$3.5 trillion, excluding the newly approved stimulus at the end
disahkan pada akhir Desember senilai US$900 miliar. Tidak hanya of December of US$900 billion. Not only from the fiscal side, but
dari sisi fiskal, The Fed juga ikut mendukung program pemulihan The Fed also support the US economic recovery program through
ekonomi Amerika Serikat melalui berbagai instrumen kebijakan various policy instruments owned, from interest rate policies to
yang dimiliki, mulai dari kebijakan suku bunga hingga kebijakan Quantitative Easing (QE) policies. In terms of interest rate policy,
Quantitative Easing (QE). Dari sisi kebijakan suku bunga, pada The Fed has decreased its interest rates of total 150bps, from
bulan Maret, The Fed telah menurunkan suku bunganya senilai 1.50%-1.75% to 0.00%-0.25% on March.
total 150 bps, dari sebelumnya 1,50%-1,75% menjadi 0,00%-0,25%.
Sedangkan China mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar While China recorded economic growth of -6.8% in Q1/20, and
(6,8)% pada 1Q20, dan kemudian mampu tumbuh positif pada 3 able to grow positively in the next 3 quaters, so that its annual
kuartal berikutnya, sehingga pertumbuhan tahunannya tercatat growth is able to record at 2.3%, and so far it is the only country
sebesar 2,3%, dan sejauh ini merupakan satu-satunya negara yang that is able to grow positively during the pandemic. China’s
mampu bertumbuh positif di masa pandemi. Pemulihan ekonomi rapid economic recovery is driven by the fast response of its
government in terms of limiting the spread of the virus, so that
China yang cepat ini didorong oleh respon cepat pemerintahnya
in Q2/20 China’s economic activities have started to resume,
dalam hal membatasi penyebaran virus, sehingga pada 2Q20,
Laporan Tahunan 2020 PT BRI Danareksa Sekuritas aktivitas ekonomi China sudah mulai kembali berjalan, meskipun despite slowing compared to the previous year.
melambat dibanding tahun sebelumnya.
BRI Danareksa Sekuritas | @BRIDanareksa | @bridanareksa | BRI Danareksa Sekuritas
82