09 Jun 2020
Saham Bank Tabungan Negara Direkomendasi “Beli”
StockWatch (Jakarta) - Harga saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) pada penutupan perdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/6), naik Rp120 (11,37%) menjadi Rp1.175, dari Rp1.055 pada Jumat (5/6). Volume perdagangan saham BBTN di pasar reguler mencapai 3,4 juta unit senilai Rp400 miliar. Adapun frekuensi perdagangan saham BBTN sebanyak tiga 26,843 kali.
Tjandra Lienandjaja, Analis Mandiri Sekuritas menargetkan harga saham BBTN bisa naik mencapai Rp1.350. Ia menilai, kinerja bisnis BBTN, terutama di segmen KPR Subsidi masih akan tumbuh. Apalagi, ada tambahan kuota Subsidi Selisih Bunga (SSB) sebagai salah satu kebijakan ekonomi pemerintah di tengah pandemic Covid-19. “Penambahan ini akan membantu Net Interest Margin (NIM) BBTN lebih baik,” ujarnya, dalam laporan riset, di Jakarta, Senin (8/6).
Sementara menurut Erni Marsella Siahaan, analis Ciptadana Securities, saham BBTN masih layak “dibeli” karena ada potensi peningkatan NIM pada semester kedua tahun ini. “BBTN akan meraih tambahan likuiditas karena pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) sehingga NIM bisa naik dengan cost of fund yang makin rendah karena tambahan kuota dari skema SSB,” papar Eni di laporan risetnya.
Erni memprediksi NIM BBTN akan naik tipis menjadi 3,1%-3,3% pada akhir tahun 2020 ini dibandingkan posisi NIM pada kuartal pertama tahun ini sebesar 3,1%. Kiat BBTN dalam memperbaiki kualitas asetnya juga dinilai positif. Dalam analisanya, ia mengatakan, upaya management untuk mengikis rasio kredit macet dengan cara lelang dapat menekan Rasio Kredit Bermasalah (Non Perfoming Loan/NPL) di level 4,9%.
Erni merekomendasikan beli saham BBTN dengan target harga Rp1.275 per saham. Saat ini, saham BBTN diperdagangkan cukup murah dengan Price to Book Value( PBV) 0,5x lebih rendah dari rata-rata PBV sekarang di 1.1x. “Perubahan target price karena perubahan asumsi NIM, dan biaya kredit,” papar Erni.
Sementara itu, Winang Budoyo, Chief Economist BBTN mengemukakan, kenaikan harga saham Perseroan membuktikan kepercayaan investor yang cukup besar terhadap kinerja perusahaan. ``Selain itu kehadiran Tapera juga direspon positif pasar dengan mengoleksi saham BBTN,`` ujar Winang.
Menurut Winang, dengan backlog yang masih cukup besar, pada dasarnya permintaan akan rumah masih tinggi, terutama untuk perumahan subsidi. Dengan ditandatanganinya PP 25/2020 tentang Tapera, pasar semakin yakin program perumahan subsidi masih menjadi program unggulan Pemerintah.
“Karena itulah pasar melihat bahwa PP 25 sangat menguntungkan bagi sektor perumahan termasuk disini BBTN tentunya,” tandas Winang. (daiz)